Senin, 04 Februari 2013

Sejarah Peradaban Nusantara

Proses pertumbuhan dan perkembangan suatu budaya dapat digambarkan dengan dua model, yaitu sebagai kurva mendatar yang semakin melengkung di ujungnya, atau sebagai jenjang tangga yang semakin menanjak. Dalam model pertama, dibayangkan kebudayaan itu tumbuh dan berkembang terus-menerus tanpa ada hentinya dan semakin lama semakin cepat. Sementara itu, model kedua memberikan gambaran kebudayaan berkembang secara bertahap. Ada saatnya kebudayaan itu mandeg atau dengan kata lain, keadaan seimbang. Keadaan ini dapat disebut ekuilibrium dinamis, yang terjadi ketika suatu budaya berada dalam keadaan mantap dan stabil.

Budaya Simalungun - Kerajaan Simalungun.

Riwayat asal mula kerajaan Simalungun hingga kini belum diketahui pasti, terutama tentang kerajaan pertama yakni Nagur (Nagore, Nakureh). Demikian pula kerajaan Batanghiou serta Tanjung Kasau. Kehidupan kerajaan ini hanya dapat ditelusuri dari tulisan-tulisan petualang dunia terutama Marcopolo dan petualang dari Tiongkok ataupun dari hikayat-hikayat (poestaha partikkian) yang meriwayatkan kerajaan tersebut. Di zaman purba wilayah Simalungun mempunyai2 buah kerajaan besar yaitu pertama kerajaan Nagur yang ada di dalam catatan Tiongkok abad ke-15 (“Nakuerh”) dan oleh Marcopolo tatkala ia singgah di Pasai tahun 1292 M. kerajaan besar itu menguasai wilayah sampai-sampai ke Hulu Padang-Bedagai dan Hulu Asahan. Kerajaan tua yang lain ialah Batangio yang terletak di Tanah Jawauri (Tanoh Jawa). 

Minggu, 03 Februari 2013

Empat Retakan Jiwa Bangsa Nusantara

“Perahu Retak” aslinya adalah judul sebuah lakon teater di awal 1980an yang berkisah tentang sejarah Nusantara pada awal abad 15. Inti kandungannya adalah kegagalan Bangsa (yang pernah sangat besar) Nusantara untuk menemukan kepribadian sosialnya sesudah punahnya kekuasaan besar Kerajaan Majapahit.

Mengeja Cahaya

Pada perjalanan menghadiri Maiyahan akhir-akhir ini, saya banyak bertemu pelajaran-pelajaran penting melalui beberapa keadaan dan peristiwa yang aku lalui disepanjang perjalanan. Sebagai misalnya, di malam hari tanggal 12 April yang lalu ketika akan menghadiri maiyahan dalam rangka mengenang 100 tahun Hamengkubuwono IX di Pagelaran Keraton Jogjakarta, saya harus berhenti di tengah jalan sebab hujan teramat deras sehingga aku memutuskan untuk berteduh di sebuah warung sederhana yang telah tutup. Bersama seorang teman yang penggiat wayang kulit, kami menunggu hujan reda sambil menikmati kretek kegemaran dalam hawa dingin serta cuaca gelap yang menerbitkan keraguan pelan-pelan. Hari makin beranjak malam sementara hujan belum nampak akan segera mereda. Kami saling pandang membawa kebimbangan apakah akan meneruskan perjalanan ataukah pulang kembali ke rumah dan membatalkan perjalanan.

Kalau Nyunggi Wakul Jangan Gembelengan

“Bapak-bapak dan Ibu-ibu jangan banyak berharap kepada saya. Jangan bandingkan saya dengan para ustadz, para alim ulama dan para penceramah yang hebat-hebat itu karena saya tidak punya kemampuan seperti mereka. Sebab saya bukan berlatar belakang santri sehingga tidak punya banyak ilmu agama seperti mereka. Saya disini hanya sami’na wa atho’na kepada para pemrakarsa kegiatan ini. Jadi, malam ini saya hanya akan mengajak sholawatan dan berdzikir sedikit-sedikit”, demikian Cak Nun membuka pengajian di lapangan markas KOPASUS Kandang Menjangan, Surakarta pada 29 Juni 2012 malam yang lalu.

Hari Ini Adalah Benih

Bahwa sudah pasti setiap muslim yang telah baligh serta sehat wal afiat akalnya akan mengimani terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad. Keyakinan dan keimanan terhadap peristiwa Isra’ Mi’raj bukan karena ia telah lolos dari penelitian ilmiah oleh ratusan bahkan ribuan profesor, juga bukan karena ia telah dikuatkan dengan — misalnya — diturunkannya keputusan presiden dari seluruh negara di kolong langit, tapi karena berita itu secara langsung tersurat dalam Al-Qur’an yang sudah pasti tidak mungkin tidak ilmiah, tidak mungkin salah dan sangat tidak mungkin mengandung keragu-raguan.

Hidup Adalah Pendidikan

Totok “Gus Dob” Rahardjo mengawali kegiatan Macapat Syafaat Bulan Agustus 2012 kali ini dengan mengulas salah satu bahasan penting dari acara Padhang mBulan beberapa hari sebelumnya. Mas Totok meneruskan apa yang disampaikan oleh Cak Fuad ketika itu, yakni pemaknaan terhadap kandungan Surah Al-Hadid ayat 16.

Konsep Teologi Sepeda Hilang

Pada suatu pagi, sekitar 15 tahun yang lalu, sepeda pancal alias sepeda onthel saya hilang dari rumah kontrakan saya. Tentu diambil oleh salah seorang dari anak-anak muda sekitar sini. Banyak dari mereka pengangguran, dan lagi rumah ini memang dekat dengan pasar.
Sebagai manusia normal, saya marah. Tapi terus terang ini tidak konsisten dan tidak rasional. Rumah ini memang tak pernah dikunci. Setiap orang gampang sekali membuka pintu yang sebelah manapun dan mengambil apapun. Jadi, kalau sepeda hilang, itu logis dan realistis.

(Kesunyian Manusia Dalam Negara) TITIK NADIR DEMOKRASI

Yang sedang kita lalui sekarang ini adalah hari-hari yang sedang sangat rawan-rawannya bagi kehidupan hati nurani, akal sehat dan kemanusiaan. Hari-hari penghancur logika, penjungkir-balik rasionalitas dan peremuk kejujuran. Hari-hari di mana pengetahuan dan ilmu manusia diselubungi oleh kegelapan, atau sekurang-kurangnya keremangan. Hari-hari di mana manusia, kelompok-kelompok masyarakat, lembaga dan birokrasi sejarah, bukan saja tidak memiliki akurasi, kejernihan dan kejujuaran dalam menatap hal-hal di dalam kegelapan – tapi lebih dari itu bahkan tidak semakin bisa mereka pilahkan beda antara cahaya dan kegelapan.

Presiden

Presiden kita berikutnya jangan asal Presiden. Pemimpin nasional kita sebentar lagi jangan sembarang pemimpin. Lebih selamat kalau rakyat mencari pemimpin, bukan menunggu orang-orang yang menyodorkan dirinya untuk menjadi pemimpin. Rakyat sebagai pemegang kedaulatan kalau bisa mulai belajar untuk tidak meneruskan tradisi kelalaian membiarkan dirinya dipimpin oleh “pemimpin setoran” dari perusahaan-perusahaan politik. 

Alah 2014

Sejak jauh sebelum hari Pilgub Jakarta, sejumlah teman saya tanya “lebih ok mana Foke-Nara atau Jokowi-Ahok?” muncul labirin dan mosaik jawaban.
Ada jawaban “close-up” : si FN bagusnya di sini, kacaunya di situ; si JA hebatnya begini, memblenya begitu — tentu saja semua dalam skema nilai-nilai baku kebangsaan dan kenegaraan: kualitas kepemimpinan, kematangan manajemennya, kreativitas pembangunannya, watak sosial budayanya, juga kadar kasih sayang kerakyatannya.

Merindu Nasionalisasi Indonesia

Berangkat dari Jokowi ke Indonesia, esai ini bukan tentang pemilihan gubernur, politik Indonesia, atau baik-buruknya pemerintah dan pejabat. Inilah kerinduan manusia Indonesia.
Seusai Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta, bangsa Indonesia kini menggerakkan kaki sejarahnya menuju 2014. Namun, imaji mereka terhadap 2014 sangat buram dan penuh kesemrawutan.

Sembelihan Allah

Manusia selalu dirundung problem bahasa. Bahkanpun para penyair, yang biasanya berada di dalam “istana” eksklusif yang jauh dari politik dan masyarakat umum. Dewasa ini problematika budaya-bahasa dan politik-bahasa berkembang dan membengkak sedemikian rupa, sehingga sangat menyempitkan kemungkinan kekayaan komunikasi.

Para Kekasih Iblis

Semakin banyak orang tahu bahwa dunia ini bergerak menuju “Indonesia harus terus hidup, tapi jangan sampai besar dan kuat. Negara Indonesia harus lemah, bangsa Indonesia harus kerdil”.

Maka orasi seorang tokoh tua di sebuah “rapat gelap” ini mungkin justru merupakan ungkapan cinta yang mendalam dan pembelaan kepada Indonesia:

Hinalah Daku, Kau Kusayang

Ciptaan Allah paling awal, Nur Muhammad (cahaya yang terpuji), yang kemudian membuat Allah berminat menciptakan jagat raya, salah satu episode tugasnya adalah berlaku menjadi Muhammad bin Abdullah. Di Mekah, selama 63 tahun, berpangkat Nabi dan menjabat sebagai Rasul terakhir; salah satu “profesi” utamanya adalah dihina.

Membaca dan Selimut

Kiai Sudrun berkata kepada cucunya, seorang sarjana yang tadi siang diwisuda.
“Di zaman dahulu kala terdapatlah makhluk yang bernama Kebudayaan Barat. Pada masa itu tak ada barang di muka bumi ini yang dikutuk orang melebihi kebudayaan barat sehingga ia dianggap sedikit saja lebih baik dari anjing kurap. Pada masa itu pula tak ada sesuatu pun dalam kehidupan yang dipuja orang melebihi kebudayaan barat sehingga terkadang ia melebihi Tuhan”.

Sabtu, 02 Februari 2013

Sayap-Sayap Kerbau

Di tengah padang yang terbuka luas, dua orang musafir berdebat tentang sebuah titik hitam yang tampak nun jauh di depan. Yang seorang menyatakan, titik itu tak lain seekor kerbau. Sementara lainnya sangat meyakini, itu seekor banteng.

Riuh rendah mereka berdebat dengan argumentasinya. Karena tidak ada titik temu, satu-satunya jalan yang mereka sepakati adalah bersegera mendatangi titik itu ke tempatnya.

Hajar Aswad

Nampaknya tidak ada tempat ibadah di muka bumi ini yang “ramainya” melebihi Ka’bah. Meski bangunan ini “hanyalah” sebuah batu yang di “lepo” berbentuk kubus, dan tingginya pun tidak lebih dari beberapa meter saja, namun Ka’bah selalu dikitari manusia selama 24 jam, sepanjang masa tanpa berhenti sedetik pun! Kawan saya percaya jika orang tawaf ini berhenti sedetik saja, maka dunia akan kiamat!

Kaum Muda Masa Depan Bangsa

Negara Indonesia disangga oleh lima pilar, bangsa Indonesia memiliki “alam takdir”, watak khas kemanusiaan dan kekayaan budaya yang merupakan bahan sangat menggiurkan untuk membangun peradaban penerang dunia di masa depan. Arab Spring yang kini sedang dilangsungkan oleh “sekutu penguasa bumi” meletakkan Indonesia sebagai sampel atau rujukan utama untuk “membangun demokrasi di Negeri mayoritas Muslim”. Di antara enam nominator, Indonesia yang utama, sementara Iran Turki urutan terbawah.

Tuhan yang Tahu Akidahmu, Masyarakat Butuh Akhlakmu

Macapat Syafa’at 17 November kali ini diawali oleh Pak Toto dengan mempersilahkan jama’ah dari Magetan dan Ponorogo untuk naik pentas untuk bersapa tegur langsung dengan seluruh jama’ah. Kawan-kawan dari 2 kabupaten di Jawa Timur ini sedang merintis lingkaran maiyah baru ditempatnya masing-masing dan meminta dukungan seluruh jama’ah yang hadir malam itu agar apa yang kini tengah mereka rintis itu akhirnya dapat menjadi embrio lahirnya lingkaran Maiyah baru mengikuti beberapa kota di Indonesia yang telah berjalan jauh terlebih dahulu.

Agama dan Beragama yang Mengalir

I

Dulu di sebuah dusun Gunung Kidul, ketika belum ada masjid, ketika agama Islam belum terasa kehadirannya, kalau malam 1 Suro warga dusun ini melakukan perjalanan. Yang penting berjalan jauh sampai pagi. Kemudian ada yang punya pendapat, kalau hanya sekadar berjalan apa artinya? Sebaiknya, orang berjalan malam 1 Suro mengelilingi desa. Berapa kali, tidak ada hitungannya, yang penting berjalan dari tengah malam sampai pagi hari.

Di Atas Hukum ada Akhlak


Menyambut peringatan semangat antikorupsi sedunia yang jatuh setiap tanggal 9 Desember, malam ini (Jumat, 30/10) digelar Sarasehan Budaya di Auditorium STIK-PTIK di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sarasehan yang mewadahi empat institusi negara — KPK, Polri, Kejaksaan Agung, dan Mahkamah Agung – untuk saling menjalin hubungan dalam bingkai nonformal ini turut pula menghadirkan budayawan Emha Ainun Nadjib (yang lebih akrab dipanggil Cak Nun) beserta istri Novia Kolopaking (Mbak Via), kelompok gamelan Kiaikanjeng yang dengan tekun menjalin persaudaraan di dalam maupun di luar negeri melalui musik, kelompok Teater Perdikan, dan budayawan Mohammad Sobary.

Nyicil Simpati Kepada Setan

Tulisan ini saya bikin dengan mencuri waktu di sela-sela forum, menyelinap beberapa momentum untuk bisa menulis. Kerja saya seperti Setan: berupaya pandai menggali peluang untuk memasukkan partikel energi dan nilainya ke pori-pori kejiwaan manusia.
Dan untuk manusia di jaman ini, hal yang dilakukan Setan semacam itu bukan pekerjaan sulit, karena manusia sudah hampir tidak memiliki pertahanan apapun terhadap penetrasi Setan.

Agama dan Ilmu Kain Batik

Sesaat yang lalu baru saja pamitan seorang tamu dari langit sambil mengajarkan makna yang cukup membuat kepalaku pusing. Tamu itu tak lain adalah sesuatu yang menyamar untuk iseng-iseng memancing pemahamanku terhadap hakikat agama yang ada di muka bumi ini. Diskusi pun berlanjut pada sebuah amsal di mana secara tidak sengaja tamu tersebut membawakan oleh-oleh berupa kain batik.

Saking Madinah With Love

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat serta salam atas baginda Rasulullah. Pada kesempatan kali ini, kita akan menyimak kisah tentang pengalaman haji salah seorang jamaah maiyah beberapa saat lalu. Haji memang kaya akan cerita. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda ketika berada di sana. Bagi setiap orang, ada setiap cerita. Tempat mungkin sama, apa yang dilihat juga sama, tapi pengalaman hidup yang dialami senantiasa berbeda satu dengan lainnya.

Kafir Politis

Kalau menjelaskan pada jemaah-jemaah kecil kaum muslimin yang awam tentang kufur atau kafir, biasanya saya memakai entry point soal bersih atau kebersihan.
Misalnya begini: sepanjang seseorang masih mandi dan makan tiap hari, maka ia tak bisa disebut sebagai kafir dalam arti total. Orang mandi, ightisal alias membersihkan diri sendiri, berarti melaksanakan amanat atau perintah Allah untuk menjaga kebersihan badan. Bahwa di luar itu otaknya, perilakunya, perusahaan atau jabatannya, belum di-ghusl atau belum dibersihkan — di situlah barangkali letak fungsi kufurnya. Tetapi tindakan memandikan badan sendiri itu adalah pekerjaan kemusliman.

Persemakmuran Nusantara


“Persemakmuran Nusantara” bukan kata atau bahasa konstitusi. Juga bukan draft formula kenegaraan. Ia lebih merupakan istilah romantik kebudayaan. Kepala mau pecah mikirin Indonesia, bolehlah iseng memimpikan kebersamaan namun dengan membuka kemungkinan tafsir baru, sepanjang bersetia kepada moral kebangsaan dan kesatuan hati seluruh manusia Indonesia.

Mereka Tak Mau Cintanya Kepada Nabi Muhammad Diputus

Bertempat di area depan Masjid Darussalam Kecamatan Andong Boyolali, 16 Desember 2012, Cak Nun dan KiaiKanjeng hadir di tengah-tengah masyarakat Boyolali dalam acara Peresmian Gedung NU Center dan Pelantikan GP Ansor Kecamatan Andong Boyolali. Peresmian dilakukan oleh Bupati Boyolali Seno Samodra. Dalam sambutannya yang jauh dari cara bicara formalistik, kaku, dan berjarak, Bupati Seno Samodra yang menyebut dirinya “abangan” ini menyampaikan pesan-pesan yang sangat dialogis yang mencerminkan kedekatannya dengan masyarakat Boyolali, khususnya warga NU Kecamatan Andong.

Presiden Malioboro

Malioboro

Syukur kepada Tuhan yang memperkenankan saya berjumpa dengan Umbu Landu Paranggi. Satu-satunya orang yang pernah digelari sebagai Presiden Malioboro oleh media massa, kalangan intelektual, aktivis kebudayaan 42 tahun yang lalu. Di zaman ketika orang masih mengerti bagaimana menghormati keindahan. Di kurun waktu tatkala manusia masih punya perhatian yang jujur kepada rohani, masih menjunjung kebaikan dan masih percaya kepada kebenaran.

Meneladani Rasulullah Untuk mBangun Desa

Saya itu sebenarnya jarang tidur ketika maiyahan berlangsung. Namun dasar manusia, hal yang saya hindari ini terjadi juga, yakni ketika ada acara maiyahan dengan masyarakat Andong di Boyolali tanggal 16 Desember 2012 yang lalu. Maklum saja, sebelum itu seharian saya baru saja mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso berbicara dalam tema seminar kebangsaan, dan seharian berikutnya takziah teman.

Kesadaran Religius “Kiamat” 2012

Kesadaran seseorang untuk berbuat sesuatu, sesungguhnya ditentukan oleh sejauhmana “ideologi” yang dianut oleh orang tersebut. Seseorang yang berideologi kapitalis akan berbeda tindakannya dengan seseorang yang berideologi sosialis jika melihat sebidang tanah misalnya. Demikian pula tukang jual angkringan, jika melihat sebatang kayu maka yang ada di benaknya hanyalah bagaimana memanfaatkannya menjadi kayu bakar. Sebaliknya seniman dari Bali, ketika melihat kayu tersebut maka di benaknya hanya ada pikiran bagaimana membuat patung yang mahal harganya.

Pendidikan Karakter atau Pendidikan Moral?

Sabtu malam, 22 Desember 2012, Cak Nun dan Kiaikanjeng beserta Ibu Novia Kolopaking memenuhi undangan bermaiyahan di SMAN 1 Yogyakarta dalam rangka lustrum ke-11 SMA yang popular dengan sebutan SMA Teladan ini. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah menyampaikan bahwa komitmen SMA 1 adalah melakukan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat melalui pendidikan dengan semangat nasionalisme, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Karena itulah, dalam Maiyahan Lustrum ini, tak hanya siswa yang datang, melainkan juga masyarakat sekitar diundang.

Jadilah Juara Atas Hidupmu Sendiri

“Lebih beruntung mana antara orang yang diberi ilmu atau orang yang mencari ilmu?”. Pertanyaan dari Cak Nun ketika membuka acara rutin bulanan Macapat Syafa’at di kompleks TKIT Al-Hamdulillah, Kasihan, Bantul, Jogjakarta pada 17 Desember 2012 yang lalu. Kemudian Cak Nun melanjutkan, “di Macapat Syafa’at ini, bagaimana  prosentase antara yang “diberi’ ilmu dan “mencari” ilmu? Anda harus menghitung itu agar nanti bisa mengerti bahwa spirit Maiyah dimanapun berada adalah mencari ilmu. Kalau tidak begitu, ya sudah…selesai”.

Gundul Pacul, Fooling Around, Cengengesan

Siapa tahu ada manfaatnya kisah tentang Gundul Pacul ini bagi Anda. Ketika grup musik KK (Kiai Kanjeng, red) pentas keliling lima kota Mesir — Cairo, Alexandria, El-Fayoum, Tanta dan Ismailia — nomer-nomer lagu Ummi Kultsum  panitia mempersoalkan kenapa saya tidak selalu tampil pentas, padahal nama saya sudah terlanjur diumumkan di setiap pemberitaan, spanduk dan katalog, terbata-bata saya menjawab: “Karena saya lebih lancar berbicara bahasa Inggris dibanding bahasa Arab”. Dan ketika KK pentas di Australia, Melbourne, Canberra, Sydney dan Adelaide, pertanyaan yang sama nongol lagi dan saya menjawab: karena saya lebih lancar berbahasa Arab dibanding bahasa Inggris”.

Maiyah Sebagai “al baqiyyat al baaqiyah” Bagi Indonesia

Manakala bagian-bagian luar dari suatu pusaran telah hancur dan yang tersisa hanya pusat porosnya maka yang tersisa disebut “al baqiyyat al baaqiyah”. Apabila daun-daun, ranting dan cabang-cabang suatu pohon telah berguguran dan yang tinggal hanya akar-akarnya maka yang tinggal disebut “al baqiyyat al baaqiyah”. Ketika para sahabat Nabi Muhammad SAW telah pada kembali ke pangkuan ilahi maka sahabat yang masih hidup disebut pula “al baqiyyat al baaqiyah”.

Tahun 2012 adalah Tahun Sepur Langsir

Tahun 2012 adalah tahun ketidakjelasan. Menurut bahasa anak-anak yang suka nonton sepur di bawah jembatan layang Lempuyangan, peristiwa-peristiwa, maksud baik, dan tindakan-tindakan banyak pihak, mirip dengan sepur langsir

“Ya, Kek, itu kereta apinya langsir. Maju kesana, lalu mundur kesini. Begitu berkali-kali,” begitu kata cucu saya saat melihat sepur langsir.

Allah dan Slang-slang AC

Aku ini kere yang sering memperoleh kesempatan untuk munggah mbale. Maksudku, karena dari hari ke hari hidupku hampir selalu di perjalanan dan berpindah-pindah tempat untuk memenuhi undangan-undangan — baik dari orang-orang yang benar-benar mempercayaiku, maupun dari orang-orang yang sekedar membutuhkanku namun diam-diam ngedumel di dalam hati mereka — maka terkadang aku diinapkan di hotel-hotel.

Jumat, 01 Februari 2013

Islam, Fundamentalisme, dan Postmodernisme


Menyambung tulisan yang lalu tentang postmodernisme, nampaknya menarik juga untuk mengelaborasi pemikiran lama yang pernah dikemukakan oleh Ernest Gellner dalam Postmodern, Reason, and Religion (1992) yang menyikapi secara “kritis” postmodernisme dan agama. Ia menyebut tiga “situasi” penting yang mempengaruhi format keagamaan, khususnya Islam. Ketiga situasi itu adalah: fundamentalisme religius, fundamentalisme rasional, dan relativisme atau postmodernism.

Fragmen Kaum Fundamentalis

Tempat pertemuan itu dikepung satuan-satuan Polisi dan Tentara yang jumlahnya seperti sedang ada perang. Di sebuah halaman luas di tepi sebuah jalan besar. Remang-remang. Lampu-lampu tidak mencukupi untuk luasnya halaman. Saya tidak tahu apakah keremangan ini disengaja untuk menggambarkan suasana hati mereka, ataukah memang fasilitasnya tidak mencukupi.

Agama,Kapitalisme,dan Klaim Kebenaran

Memang benar, perbedaan (tafsir) ke(agama)an — yang lazim disebut mazhab atau aliran — sesungguhnya sunatullah dan membawa berkah. Namun jika yang terjadi adalah “imperialisme” kebenaran dan berujung kepada kebencian bahkan kekerasan hingga kematian bagi kelompok lain, maka ini adalah musibah atau tragedi kemanusiaan. Kita sering mendengar orang/kelompok yang dengan gagah berani berkata sedang membela Islam, padahal yang terjadi adalah membela kepentingannya. Sederhana saja, Islam sudah dijaga Allah SWT sehingga tidak perlu dibela. Islam ya tetap Islam, meski manusia menyikapinya dengan berbagai cara bahkan kebencian. Jangankan kini kita sudah jauh dari Rasulullah Muhammad SAW, sedangkan ketika Rasulullah baru saja wafat dan tanah kuburnya masih segar, perebutan dan perseteruan di antara para sahabat pun langsung menyala.

Kelas Menengah Islam, Dimana Kau ?

Dalam memperingati Maulid Rasulullah Muhammad SAW di Gambang Syafaat 25 Januari 2013 ini (dan juga di tempat lainnya), nampaknya ada satu hal penting untuk didiskusikan, yakni tentang seberapa jauh sih peran kelas menengah (Islam) di negeri ini? Pertanyaan ini cukup relevan, terutama setelah sebelumnya dalam Orasi di Taman Ismail Marzuki 15 Januari 2013 yang lalu, Cak Nun juga meragukan kuatnya kelas menengah di negeri ini. Padahal mereka diharapkan menjadi penggerak sejarah dan perubahan sosial politik di tanah air. Lalu apa hubungannya dengan Maulid Nabi? Nanti kita diskusikan di bawah ini.